Ditengah berkecamuknya perang saudara di Suriah untuk menggulingkan rezim yang berkuasa, umat Kristen Suriah berseru kepada dunia memohon bantuan doa. Menurut berita yang dirilis oleh Open Doors, kebutuhan utama umat Kristen Suriah adalah dukungan doa bagi 1.9 juta umat percaya di negeri tersebut.
Suriah menduduki peringkat 36 dalam daftar negara-negara penganiaya umat Kristen dalam 2012 Open Doors World Watch. Saat ini negara yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad tersebut mendapat tekanan kuat dari negara-negara Barat dan juga Liga Arab untuk segera menghentikan kekerasan serta melakukan negosiasi dengan kelompok oposisi. Namun seruan tersebut diabaikan oleh piha al-Assad sehingga konflik bersenjata masih terus terjadi hingga saat ini.
Keadaan Suriah porak-poranda, kejahatan merajalela, pencurian, pembunuhan dan penculikan anak sering terjadi. Sebagian orangtua sudah tidak mengijinkan anaknya ke sekolah. Suriah juga menderita kekurangan bahan bakar, listrik dan juga bahan makanan mulai langka.
Kota yang menjadi basis pihak oposisi adalah Hom dan telah menjadi zona perang. Banyak orang dari kota tersebut telah mengungsi, tapi beberapa orang Kristen juga ada yang bertahan di kota tersebut karena tidak memungkinkan untuk keluar dari kota itu lagi.
Banyak orang Kristen di Hom dalam kondisi tidak aman. Para penjarah menyerang rumah-rumah mereka dan setidaknya satu gereja injili telah di serang. Walau demikian, di hari Minggu siang beberapa gereja masih banyak dihadiri jemaat.
“Kami berkumpul bersama untuk menyambah dan orang-orang imannya dikuatkan,” demikian ungkap seorang pendeta Suriah. “Saat ini, umat Kristen memang tidak diserang secara langsung. Tapi kami tidak tahu apakah cara mereka (pemerintah – red) akan berubah dalam memperlakukan kami.”
Umat Kristen saat ini dalam kondisi ketakutan jika Presiden al-Assad berhasil ditumbangkan penderitaan mereka akan semakin besar. Untuk itu umat Kristen Suriah menyerukan agar seluruh dunia memberikan dukungan doa atas umat Kristen Suriah dan juga pergolakan yang sedang dialami negara mereka.
Sumber : Charisma News | Kompas | Puji Astuti